Saturday 5 December 2009

Berkenalan dengan Logoterapi (1)

3rd Letter For Viktor E. Frankl

Logoterapi

Logoterapi adalah teori dan hasil temuan dari Viktor E. Frankl. Logoterapi juga dikenal sebagai The Third Viennese School of Psychoterapy atau aliran/mazhab/sekolah psikoterapi ketiga dari Wina. Saya tidak akan panjang lebar menjelaskan logoterapi. Saya hanya akan meneruskan yang Viktor E. Frankl kemukakan tentang logoterapi.

Kata logo berasal dari kata logos (bahasa Yunani), yang berarti makna. Logoterapi adalah psikoterapi yang memusatkan upaya pada pencarian makna hidup dan perhatian pada makna hidup itu. Berbeda dengan aliran psikoterapi dari Sigmund Freud tentang keinginan untuk mencari kesenangan (pleasure principle) dan aliran dari Alfred Adler tentang keinginan untuk mencari kekuasaan (will to power) yang memusatkan perhatian pada perjuangan untuk mencari keunggulan. Dengarkan kata Viktor E. Frankl berikut ini.

Upaya manusia untuk mencari makna hidup bisa menimbulkan ketegangan batin, bukannya keseimbangan batin. Namun, ketegangan seperti itu justru merupakan prasyarat yang dibutuhkan untuk tercapainya kesehatan mental. Saya percaya tidak apa pun di dunia ini yang lebih efektif membantu seseorang untuk bertahan hidup, bahkan dalam kondisi terburuk, selain kesadaran bahwa hidupnya memiliki makna.”

Socrates memang pernah berkata, “Hidup yang tak direnungi adalah hidup yang tak layak dihidupi,” tetapi jangan terlalu sering merenung atau menanyai diri sendiri. Hal mengajukan pertanyaan memang tidak apa-apa. “Orang bijak bukanlah orang yang dapat menjawab pertanyaan saja,” kata Eddy Leo, “melainkan juga orang yang dapat membuat pertanyaan.” Namun, perhatikan dan dengarkan hati nurani saat terlalu sering mengajukan pertanyaan tentang diri sendiri. Richard Wurmbrand pernah berkata, “Janganlah terlalu teliti dalam menyelidiki diri sendiri. Makhluk kecil di laboratorium dapat diperiksa dengan begitu teliti, sehingga mati karena terlalu banyak disoroti.”

Entah makna hidup seseorang itu adalah anak, teman, keluarga, tugas, istri, entah Tuhan, membuat seseorang bertahan hidup. Bagi Viktor E. Frankl, ketika dalam kondisi terburuk sekalipun, ia memiliki makna hidup. Ini membantunya tetap bertahan hidup. Contoh makna hidupnya adalah adanya tugas yang harus dikerjakan atau diselesaikan.

Saya yakin bahwa upaya saya untuk menulis kembali naskah yang hilang di tengah kegelapan barak di kamp konsentrasi Bavaria, membuat saya terhindar dari serangan jantung.”

Makna hidupnya membuat pikirannya kembali cerah. Keberanian dan harapannya pun timbul. Harapan dan kepercayaannya terhadap masa depan bisa membuatnya tetatp sehat. Dengan menulis dan menolong orang lain, Viktor E. Frankl tetap sehat, hidup, dan bertahan hidup. Viktor pun percaya bahwa hidup adalah misi, bukannya karier. Apabila hidup tak mempunyai makna, hidup tak memiliki visi.

No comments: