Saturday 5 December 2009

Konsep Jung (habis)

PENUTUP

Pada hakikatnya, mimpi adalah deretan dari gambaran mental yang saling bertalian dan berlangsung selama orang tidur. Freud dan para pengikutnya memahami mimpi hanya sebagai akibat dari pengaruh mekanisme fisik dan cermin dari gejala psikologis (kejiwaan) yang dialami seseorang semata.

Jung tidak menerima pendapat Freud yang terlalu menekankan aspek material manusia ini. Bagi Jung, kepribadian adalah paduan kompromi dari inner-life dengan dunia luar. Dengan demikian bagi Jung mimpi merupakan bukti adanya dimensi innate religious, atau kesadaran beragama yang bersifat bawaan, sebab mimpi-mimpi yang digambarkan oleh menusia purba hingga modern sekarang ini tetap menggambarkan paradigma pskologis tentang hubungan manusia dengan alam spiritual. Melalui analisa mimpi dari berbagai praktek psikologinya, ia menyimpulkan bahwa adanya kekuatan-kekuatan terpendam yang bersifat religius yang memanifestasi berupa bentuk-bentuk memuliakan, mensakralkan sesuatu di dalam kehidupan manusia (Carl Gustav Jung, 1989: 89)

DAFTAR PUSTAKA

Carl Gustav Jung, 1989, Memperkenalkan Psikologi Analitik, terj. Agus Cremers, Gramedia, Jakarta
Kohnsamm dan B.G Palland, 1984, Sejarah Ilmu Jiwa, CV Jemmers, Bandung
Mahmoud Ayoub, 1997, dalam Muhammad al-Akili, Ensiklopedia Ta'wil Mimpi Islam Ibn Sirin, terj. Eva.Y. Nukman, Pustaka Hidayah, Bandung
Nerys Dee, 2001, Memahami Mimpi, terj. Syafruddin Hasani, Pustaka Populer LkiS, Yogyakarta
Sarlito Wirawan Sarwono, 1978, Berkenalan dengan Aliran-Aliran dan tokoh- Tokoh Psikologi, Bulan Bintang, Jakarta
Sigmund Freud, 2002, Psikoanalisis, terjemahan Ikon Titalitera, Yogyakarta
Yadi Purwanto, 2003, Memahami Mimpi, Menara Kudus, Yogjakarta

No comments: