Tuesday 5 January 2010

PROAKSI & PROAKTIF (habis)




Menurut Carl Gustav Jung, bapak psikoanalis ini. Umur puncak (emas) pemuda adalah antar 30 s/d 40 tahunan. Batas akhir menuju masa tua. Ini mirip juga dengan apa yg pernah dikatakan oleh bapak perintis harokah modern, Ikhwanul Muslimin. Yaitu Imam Syahid Hasan Al Banna. Bahwa muda adalah pertengahan antara anak2x dan tua. Jadi yg harus disadari adalah perbatasan antara akhir masa muda ke permulaan masa tua. Apa persiapan dan yang disiapkan pemuda Islam ?

Okelah kalo begitu. Inilah persiapannya : Proaksi. Pengembangan proasi pemuda Islam dilakukan dengan menggunakan strategi pengelolaan-diri yang di dalamnya ada tiga teknik : (1) pantau-diri, (2) ganjar-diri, dan (3) kendali-stimulus.

Dalam penelitian ini dilakukan kombinasi antara tiga teknik itu : (1) kombinasi teknik pantau-diri dengan ganjar-diri, (2) kombinasi teknik pantau-diri dengan kendali-stimulus, dan (3) kombinasi sekaligus teknik pantau-diri, ganjar-diri dan kendali-stimulus. Praktek konkritnya dilakukan dengan berinternalisasi, berasosiasi langsung dengan kehidupan atau bisa juga dalam suatu simulasi studi eksperimental dalam bentuk pretest-postest-controlgroup design.

Temuan dari suatu penelitian terhadap aplikasi tulisan (aplikasi proaksi sehari-hari). Menunjukkan bahwa diantara tiga kombinasi teknik yang ada itu, yang paling efektif untuk mengembangkan proaksi pemuda Islam adalah kombinasi teknik pantau-diri dengan kendali-stimulus, dua kombinasi teknik yang lain yakni kombinasi teknik pantau-diri dengan ganjar-diri, dan kendali-stimulus kurang efektif (Karena lbh cocok buat anak2x).

Akhirnya, dah bisa ditebak berdasarkan temuan penelitian tsb. Teknik yang direkomendasikan untuk mengembangkan proaksi pemuda Islam. Adalah 'kombinasi teknik pantau-diri dengan kendali-stimulus' tadi. Maka, agar memudahkan sistem, lingkungan teman dan/atau konselor di dalam menggunakan teknik ini. Dalam mengembangkan proaksi pemuda Islam, direkomendasikan juga Manual Penggunaan Strategi Pengelolaan-diri untuk mengembangkan proaksi pemuda Islam yang sebelumnya telah diujicobakan lebih dahulu kepada para konselor untuk mengetahui administrabilitasnya. Strategi pengelolaan-diri hendaknya juga dimasukan ke
dalam kurikulum pendidikan terpis or konselor sebagai suatu bidang kajiannya.

Dan meskipun strategi pengelolaan-diri merupakan suatu strategi pengubahan dan pengembangan tingkah laku di dunia terapi psikologis or konseling. Dalam dunia tarbiyah or pendidikan, para pembina or murobbi perlu juga mempertimbangkan untuk menggunakannya dalam proses pengajaran dalam rangka meningkatkan kegiatan belajar or tarbiyah pemuda Islam.

No comments: