Tuesday 5 January 2010

PROAKSI & PROAKTIF (1)



Kata proaksi & proaktif adalah sepadan alias sama. Di populerkan dengan istilah proaktivitas oleh Stephen R. Covey. Definisinya adalah bahwa sebagai insan anda dan saya. Bertanggung jawab atas hidup diri kita sendiri. Perilaku kita adalah hasil atau fungsi dari keputusan kita,
bukan kondisi, konteks atau situasi kita. Simpelnya proaksi atau proaktif berarti 'mandiri memilih respons'. Disingkat 'ikhtiar responsibilitas'.

Kata Eleaner Roosevelt “tak seorang pun dapat menyakiti anda, tanpa persetujuan anda”.
Gandhi “mereka tidak dapat merenggut harga diri kita, jika kita tidak memberikannya kepada mereka”.

Izin yang kita berikan atas apa yang terjadi pada diri kita, inilah yang menyakiti kita jauh
lebih besar daripada apa yang sebenarnya terjadi terhadap diri kita. Sulit menerima ini, tapi katakan sajalah sebelum 'mereka' berkata lebih jauh, dengan berkata “saya menjadi saya
hari ini, karena pilihan yang saya buat kemarin”.

Jangan lupa sobat. Situasi kehidupan dewasa ini sudah semakin kompleks. Laju perkembangan teknologi komunikasi-informasi telah membawa secara masif nilai-nilai baru ke dalam masyarakat. Akibatnya, banyak tata nilai lama tertantang dan tergoyahkan oleh nilai-nilai baru itu. Kompleksitas kehidupan seperti itu diprakirakan akan semakin kompleks pada masa mendatang sehingga manusia, termasuk juga bagi pemuda Islam yang tengah berada pada fase mencari jati diri, semakin didesak ke arah pola kehidupan yang semakin sarat pilihan dan amat kompetitif.

Tantangan kompleksitas masa depan itu memberikan 2 alternatif: pasrah kepada nasib atau mempersiapkan diri sebaik-baiknya. Misi suatu terapi psikologis or konseling 'yang juga berdimensi masa depan' tentunya menjatuhkan pilihannya pada alternatif kedua.

Ikhtiar saya dan anda. Kita. Adalah mempersiapkan pemuda Islam menghadapi masa depan itu, salah satunya, dengan mengembangkan proaksi dirinya. Proaksi mengandung makna kelenturan (keluwesan) individu dalam mempertimbangkan pemilihan respons, kemampuan mengambil inisiatif, dan kemampuan bertanggungjawab. Semua dimensi itu manakala sudah berkembang pada diri pemuda Islam akan dapat memberikan pemberdayaan diri (self-empowering) dalam mengarungi kehidupannya.

Jadi betapa pentingnya masa-masa muda bagi pemuda (Islam) untuk perkembangan pada masa-masa selanjutnya. Masa muda mengemban tugas-tugas perkembangan untuk mencapai jati-diri, kemandirian emosional, kematangan hubungan sosial, dan mempersiapkan diri untuk meniti karir. Lagipula, menurut para psikolog, masa muda mendasari bagi berhasil-tidaknya dalam menjalani tugas-tugas perkembangan selanjutnya.

1 comment:

Sekenhom said...

subahanallah i like this post